Sabtu, 21 November 2015

makalah strategi pembelajaran dan macam-macamnya

| |



Makalah
Strategi Pembelajaran Dan Macam-Macamnya
Mata kuliah : Strategi belajar mengajar
Dosen pengampu : Chusna maulida, M.Pd.i



 











Di susun oleh :
Nofi Fitria Sari 2021113118

Kelas :
JURUSAN TARBIYAH(PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam militer, yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Dalam duna pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal ( J.R. David, 1976).Wina Sanjaya ( 2006: 126) mengemukakan bahwa strategi pembelajran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi belajar mengajar atau strategi instruksional berhubungan dengan masalah pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman belajar siswa untuk mecapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Mengingat adanya variasi tujuan yang ingin dicapai, adanya lingkungan belajar yang berlainan, keadaan siswa yang berbeda-beda, dan lain-lain, maka tidak mungkin dapat disusun suatu strategi belajar mengajar yang baik untuk semua jenis kegiatan belajar mengajar. Suatu strategi belajar mengajar yang baik dan berhasil untuk mencapai tujuan pengajaran bagi sekelompok siswa, belum tentu dapat berhasil untuk kelompok siswa pada situasi dan kondisi tertentu. Dengan demikian tidak ada strategi belajar mengajar umum yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan pengajaran. Sehingga harus dipelajari tentang strategi belajar-mengajar, faktor-faktor yang harus dipahami dan macam-macamnya.




BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan “ego” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).
Dengan demikian strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi  mencakup tujuh kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.[1]
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instructions) bermakna sebagai upaya untuk mebelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam kehidupan  di sekolah sehingga antara guru yang mengajar dan anak didik yang belajar dituntut untuk provit tertentu.[2]
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu. Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli sebagai berikut :
1.             Kemp menjelaskan  bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan gurudan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2.             Gulo menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara – cara membawakan pengajaran dapat dicapai secara efektif.
3.             Hamalik, strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam  proses belajar – mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
4.             Makmum merumuskan strategi pembelajaran sebagai prosedur, metode, dan teknik belajar – mengajar (teaching methods) yang sebagaimana yang dipandang paling efektif dan efisien serta produktif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya.[3]

B.            Macam – macam Strategi Pembelajaran
1.             Strategi pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang menekankan strategi proses penyampaian materi secara verbal dari guru terhadap siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.[4] Strategi pembelajaran ekspositori sering juga disebut strategi pembelajaran langsung (direct instructions), sebab materi pelajaran langsung diberikan guru, dan guru mengolah secara tuntas pesan tersebut selanjutnya siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pemebelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pemeblajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penngunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai. Dalam penggunaan strategi ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleg guru, diantaranya adalah sebagai berikut[5] :
a.             Berorientasi pada tujuan
b.             Prinsip komunikasi
c.             Prinsip kesiapan
d.            Prinsip berkelanjutan
2.             Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
Guru dalam model pemeblajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya mengadakan dialog, membatu menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selainituguru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
3.             Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual teachig learning)
Pembelajaran kontekstual (Contextual Tachig Learning) atau biasa disingkat CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari – hari.[6] Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai.
Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut :
a.             Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b.             Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
c.             Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d.            Ciptakan masyarakat belajar.
e.             Hadirkan model sebagai contoh pembelajara.
f.              Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g.             Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
4.             Strategi pembelajaran inquiry
Strategi pembelajaran inquiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inquiri merupakan rangkaian pembelajaran yang menekan pada proses berfikir kritis dan analis mencari dan menentukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inquiri diawali dengan kegiatan pengamatan dalam upaya untuk memahami suatu konsep.[7]
Dalam strategi pembelajaran inquiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
a.             Berorientasi pada pengembangan intelektual
b.             Prinsip interaksi
c.             Prinsip bertanya
d.            Prinsip belajar untuk berpikir
e.             Prinsip keterbukaan
Kemudian langkah – langkah yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
a.             Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsif.
b.             Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki.
c.             Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
d.            Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e.             Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
f.              Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis.[8]
5.             Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan untuk mencapai dimensi yang lainnya. Yaitu sikap dan ketrampilan afektif berhubungan dengan volume yang sulit diukir karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Kemampuan sikap afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berupa tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain dan kemampuan mengendalikan diri.
Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.[9]
Terbentuknya sebuah sikap pada diri seseorang tidaklah secara tiba – tiba, tetapi melewati proses yang terkadang cukup lama. Proses ini biasanya dilakukan lewat pembiasaan dan modeling.
a.       Pola pembiasaan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan.
b.      Pemodelan (Modeling)
Pemeblajaran sikap dapat juga dilakukan melalui proses modeling yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses percontohan. Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah keinginan untuk melakukan peniruan (imitasi).
6.      Strategi pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas.
Beberapa keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini.
Namun ironisnya model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.[10]


7.      Strategi peningkatan kemampuan berfikir
Metode peningkatan kemampuan berfikir adalah adalah model pembelajaran yang bertumpu pada perkembangan berfikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.[11]






















BAB III
PENUTUP

strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Macam-macam strategi pembelajaran :
1.      Strategi pembelajaran Ekspositori
2.      Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3.      Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual teachig learning)
4.      Strategi pembelajaran afektif
5.      Strategi pembelajaran kooperatif
6.      Strategi pembelajaran inquiry
7.      Strategi peningkatan kemampuan berfikir
Dari beberapa macam-macam strategi diatas dapat di simpulkan Suatu strategi belajar mengajar yang baik dan berhasil untuk mencapai tujuan pengajaran bagi sekelompok siswa, belum tentu dapat berhasil untuk kelompok siswa pada situasi dan kondisi tertentu. Dengan demikian tidak ada strategi belajar mengajar umum yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan pengajaran. Sehingga harus dipelajari tentang strategi belajar-mengajar, faktor-faktor yang harus dipahami dan macam-macamnya.


Daftar Pustaka
Abdul Majid.Strategi Pembelajaran .Bandung: Rosdakarya Offset.2013
Jamil Suprihatiningrum.Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi .Yogyakarta: Ar – Ruzz Media.2014
Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar – Mengajar .Yogyakarta: Ombak. 2012
Anonime,”pembelajaran kooperatif” diakses dari http//id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif
[1] Indri yulu astute, “strategi pembelajaran kemampuan berfikir” diakses dari http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berpikir-sppkb/


[1] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Rosdakarya Offset, 2013) hlm. 3.
[2] Ibid., hlm. 4.
[3] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi (Yogyakarta: Ar – Ruzz Media, 2014) hlm. 148 – 149.
[4] Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar – Mengajar (Yogyakarta: Ombak, 2012) hlm. 106.
[5] Ibid., hlm. 107 - 108
[6] Nunuk Suryani dan Leo Agung S. Strategi ………………………………..hlm. 116
[7] Jamil Suprihatiningrum. Strategi Pembelajaran ………….…….hlm. 166
[8] Nunuk Surya dan Leo Agung S. Strategi ………………………hlm. 120 - 121
[9] Nunuk Suryani dan Leo Agung S. Strategi………………………….hlm. 122 - 123
[10] Anonime,”pembelajaran kooperatif” diakses dari http// id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif, pada tanggal 10 oktober 2015 pukul 18.18
[11] Indri yulu astute, “strategi pembelajaran kemampuan berfikir” diakses dari http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berpikir-sppkb/,pada tanggal 10 oktober 2015 jam 18.30

2 komentar:

Vibrasayekty96 mengatakan...

Alhamdulillah bermanfaat.

Anonim mengatakan...

Air Jordan 5'4" Black | Air Jordan 5'4" Black | Air Jordan 5'4" | Air Jordan 5'4"
This review air jordan 18 retro outlet is done air jordan 18 retro men blue sports from the inside look at the new air Jordan 5'4 and air jordan 18 retro red suede discount Air Jordan 5'4 Black. It's a standard size, top air jordan 18 retro red two piece black leather where to get air jordan 18 stockx travel case with two

Posting Komentar

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©