Makalah
Strategi Pembelajaran Dan Macam-Macamnya
Mata kuliah :
Strategi belajar mengajar
Dosen pengampu
: Chusna maulida, M.Pd.i
Di susun oleh :
Nofi Fitria
Sari 2021113118
Kelas :
JURUSAN TARBIYAH(PAI)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam
militer, yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Dalam duna pendidikan, strategi diartikan sebagai
a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal ( J.R. David, 1976).Wina Sanjaya ( 2006: 126) mengemukakan
bahwa strategi pembelajran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Strategi belajar mengajar atau strategi
instruksional berhubungan dengan masalah pemilihan kegiatan belajar mengajar
yang paling efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman belajar siswa untuk
mecapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Mengingat
adanya variasi tujuan yang ingin dicapai, adanya lingkungan belajar yang
berlainan, keadaan siswa yang berbeda-beda, dan lain-lain, maka tidak mungkin
dapat disusun suatu strategi belajar mengajar yang baik untuk semua jenis
kegiatan belajar mengajar. Suatu strategi belajar mengajar yang baik dan
berhasil untuk mencapai tujuan pengajaran bagi sekelompok siswa, belum tentu
dapat berhasil untuk kelompok siswa pada situasi dan kondisi tertentu. Dengan
demikian tidak ada strategi belajar mengajar umum yang dapat dipakai untuk
mencapai semua tujuan pengajaran. Sehingga harus dipelajari tentang strategi
belajar-mengajar, faktor-faktor yang harus dipahami dan macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan
“kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan
gabungan kata stratos (militer) dengan “ego” (memimpin). Sebagai kata
kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).
Dengan demikian strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuh kegiatan, siapa yang terlibat
dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.[1]
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instructions)
bermakna sebagai upaya untuk mebelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui
berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke
arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam
kehidupan di sekolah sehingga antara
guru yang mengajar dan anak didik yang belajar dituntut untuk provit tertentu.[2]
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu
sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk
mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau
teori belajar tertentu. Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para
ahli sebagai berikut :
1.
Kemp menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
gurudan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
2.
Gulo menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana dan
cara – cara membawakan pengajaran dapat dicapai secara efektif.
3.
Hamalik, strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan
prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar – mengajar untuk mencapai
tujuan tertentu.
4.
Makmum merumuskan strategi pembelajaran sebagai prosedur, metode,
dan teknik belajar – mengajar (teaching methods) yang sebagaimana yang
dipandang paling efektif dan efisien serta produktif sehingga dapat dijadikan
pegangan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya.[3]
B.
Macam – macam Strategi Pembelajaran
1.
Strategi pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran
yang menekankan strategi proses penyampaian materi secara verbal dari guru
terhadap siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.[4]
Strategi pembelajaran ekspositori
sering juga disebut strategi pembelajaran langsung (direct instructions),
sebab materi pelajaran langsung diberikan guru, dan guru mengolah secara tuntas
pesan tersebut selanjutnya siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut.
Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai
informasi.
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik
dibandingkan dengan strategi pemebelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi
pemeblajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian,
pertimbangan pertama penngunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang
harus dicapai. Dalam penggunaan strategi ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleg guru, diantaranya adalah sebagai berikut[5] :
a.
Berorientasi pada tujuan
b.
Prinsip komunikasi
c.
Prinsip kesiapan
d.
Prinsip berkelanjutan
2.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah mengutamakan proses
belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai
keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya
di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada
masalah, termasuk bagaimana belajar.
Guru dalam model pemeblajaran berdasarkan masalah berperan sebagai
penyaji masalah, penanya mengadakan dialog, membatu menemukan masalah dan
pemberi fasilitas penelitian. Selainituguru menyiapkan dukungan dan dorongan
yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa. Pembelajaran
berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan
kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
3.
Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual teachig learning)
Pembelajaran kontekstual (Contextual Tachig Learning) atau
biasa disingkat CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari – hari.[6]
Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada
peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang
memadai.
Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam
CTL adalah sebagai berikut :
a.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
b.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua
topik.
c.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d.
Ciptakan masyarakat belajar.
e.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajara.
f.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai
cara.
4.
Strategi pembelajaran inquiry
Strategi pembelajaran inquiri menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara
langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inquiri merupakan rangkaian
pembelajaran yang menekan pada proses berfikir kritis dan analis mencari dan
menentukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inquiri
diawali dengan kegiatan pengamatan dalam upaya untuk memahami suatu konsep.[7]
Dalam strategi pembelajaran inquiri ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
a.
Berorientasi pada pengembangan intelektual
b.
Prinsip interaksi
c.
Prinsip bertanya
d.
Prinsip belajar untuk berpikir
e.
Prinsip keterbukaan
Kemudian langkah – langkah yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah :
a.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk
membina suasana pembelajaran yang responsif.
b.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki.
c.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang sedang dikaji.
d.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menetukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data.
f.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis.[8]
5.
Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif adalah
strategi yang bukan hanya bertujuan untuk mencapai dimensi yang lainnya. Yaitu
sikap dan ketrampilan afektif berhubungan dengan volume yang sulit diukir
karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Kemampuan sikap
afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berupa tanggung jawab,
kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang
lain dan kemampuan mengendalikan diri.
Peserta didik yang memiliki minat belajar
dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata
pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran secara optimal.
Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam merancang
program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik
harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.[9]
Terbentuknya sebuah sikap pada diri
seseorang tidaklah secara tiba – tiba, tetapi melewati proses yang terkadang
cukup lama. Proses ini biasanya dilakukan lewat pembiasaan dan modeling.
a.
Pola pembiasaan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik disadari
maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses
pembiasaan.
b. Pemodelan (Modeling)
Pemeblajaran sikap dapat juga dilakukan melalui proses
modeling yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses
percontohan. Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah
keinginan untuk melakukan peniruan (imitasi).
6. Strategi pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah
umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja
sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif
setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena
proses encoding
akan didukung dengan interaksi
yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengan metode
Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena menurut teori
ini interaksi bisa mendukung pembelajaran. Metode
pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila
diterapkan di ruang kelas.
Beberapa keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi
percaya pada guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain
dan belajar dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara
verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar
menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan
ini.
Namun ironisnya model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam
pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong
dalam kehidupan bermasyarakat.[10]
7. Strategi peningkatan kemampuan berfikir
Metode peningkatan kemampuan berfikir adalah adalah
model pembelajaran yang bertumpu pada perkembangan berfikir siswa melalui
telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah
yang diajukan.[11]
BAB III
PENUTUP
strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Macam-macam strategi
pembelajaran :
1.
Strategi pembelajaran Ekspositori
2.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3.
Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual teachig learning)
4. Strategi pembelajaran afektif
5.
Strategi pembelajaran kooperatif
6. Strategi pembelajaran inquiry
7. Strategi peningkatan kemampuan berfikir
Dari
beberapa macam-macam strategi diatas dapat di simpulkan Suatu strategi belajar
mengajar yang baik dan berhasil untuk mencapai tujuan pengajaran bagi
sekelompok siswa, belum tentu dapat berhasil untuk kelompok siswa pada situasi
dan kondisi tertentu. Dengan demikian tidak ada strategi belajar mengajar umum
yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan pengajaran. Sehingga harus
dipelajari tentang strategi belajar-mengajar, faktor-faktor yang harus dipahami
dan macam-macamnya.
Daftar Pustaka
Abdul Majid.Strategi Pembelajaran .Bandung: Rosdakarya
Offset.2013
Jamil Suprihatiningrum.Strategi Pembelajaran Teori &
Aplikasi .Yogyakarta: Ar – Ruzz Media.2014
Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar – Mengajar .Yogyakarta:
Ombak. 2012
Anonime,”pembelajaran kooperatif” diakses dari
http//id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif
[1] Indri yulu astute, “strategi pembelajaran kemampuan berfikir”
diakses dari
http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berpikir-sppkb/
[3] Jamil Suprihatiningrum, Strategi
Pembelajaran Teori & Aplikasi (Yogyakarta: Ar – Ruzz Media,
2014) hlm. 148 – 149.
[10] Anonime,”pembelajaran
kooperatif” diakses dari http// id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif,
pada tanggal 10 oktober 2015 pukul 18.18
[11] Indri yulu astute,
“strategi pembelajaran kemampuan berfikir” diakses dari http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-kemampuan-berpikir-sppkb/,pada tanggal 10 oktober 2015 jam 18.30
2 komentar:
Alhamdulillah bermanfaat.
Air Jordan 5'4" Black | Air Jordan 5'4" Black | Air Jordan 5'4" | Air Jordan 5'4"
This review air jordan 18 retro outlet is done air jordan 18 retro men blue sports from the inside look at the new air Jordan 5'4 and air jordan 18 retro red suede discount Air Jordan 5'4 Black. It's a standard size, top air jordan 18 retro red two piece black leather where to get air jordan 18 stockx travel case with two
Posting Komentar